Lampu Hemat Energi Sebabkan Kanker? - Fakta Unik Copas
Sahabat Fakta Unik Copas, taukan kamu Walaupun ramah di kantong, namun ternyata
lampu hemat energi sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia, karena menyebarkan zat
kimia saat lampu dinyalakan.
lampu hemat energi sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia, karena menyebarkan zat
kimia saat lampu dinyalakan.
Para ilmuwan Jerman memperingatkan agar
tidak membiarkan lampu tersebut menyala
dalam jangka waktu lama di dekat kepala, sebab
ada zat beracun yang dikeluarkannya.
tidak membiarkan lampu tersebut menyala
dalam jangka waktu lama di dekat kepala, sebab
ada zat beracun yang dikeluarkannya.
Peter Braun yang menguji lampu-lampu itu di
Laboratorium Alab di Berlin mengatakan,
“Penting untuk menjauhkan sejauh mungkin zat
karsinogen semacam itu dari lingkungan
manusia.”
Laboratorium Alab di Berlin mengatakan,
“Penting untuk menjauhkan sejauh mungkin zat
karsinogen semacam itu dari lingkungan
manusia.”
Sebagaimana dilansir Telegraph (20/4/2011)
lampu semacam itu telah digunakan di Inggris
secara luas, menyusul arahan Uni Eropa untuk
menggantikan lampu pijar tradisional pada akhir
tahun ini.
lampu semacam itu telah digunakan di Inggris
secara luas, menyusul arahan Uni Eropa untuk
menggantikan lampu pijar tradisional pada akhir
tahun ini.
Zat beracun yang dikeluarkan saat lampu hemat
energi itu dinyalakan antara lain phenol,
naphthalene dan styrene.
energi itu dinyalakan antara lain phenol,
naphthalene dan styrene.
Menurut Andreas Kirchner dari Federasi
Insinyur Jerman, terdapat asap elektrik yang
muncul saat lampu dinyalakan.
Insinyur Jerman, terdapat asap elektrik yang
muncul saat lampu dinyalakan.
“Oleh karenanya saya menggunakannya secara
hemat. Jangan digunakan di ruang tanpa
ventilasi dan sama sekali jangan di taruh tepat di
arah kepala.”
hemat. Jangan digunakan di ruang tanpa
ventilasi dan sama sekali jangan di taruh tepat di
arah kepala.”
Sementara itu para pakar Inggris menghimbau
agar konsumen tidak panik.
agar konsumen tidak panik.
“Studi independen yang lebih mendalam perlu
dilakukan untuk mendukung penelitian Jerman
yang sekarang ini,” kata Dr. Michelle Bloor,
dosen senior ilmu lingkungan di Universitas
Portsmouth.
dilakukan untuk mendukung penelitian Jerman
yang sekarang ini,” kata Dr. Michelle Bloor,
dosen senior ilmu lingkungan di Universitas
Portsmouth.
Departemen Lingkungan Inggris bersikeras
mengatakan bahwa lampu hemat energi itu
aman, meskipun pada kenyataannya ada sedikit
merkuri yang keluar jika gelas lampu pecah.
mengatakan bahwa lampu hemat energi itu
aman, meskipun pada kenyataannya ada sedikit
merkuri yang keluar jika gelas lampu pecah.
Hasil penelitian ilmuwan Jerman itu
mendukung laporan profesor biologi Abraham
Haim dari Universitas Haifa, israel, yang
mengatakan bahwa bola lampu dapat meningkatk
an resiko kanker payudara jika digunakan
malam hari.
mendukung laporan profesor biologi Abraham
Haim dari Universitas Haifa, israel, yang
mengatakan bahwa bola lampu dapat meningkatk
an resiko kanker payudara jika digunakan
malam hari.
Menurut Haim, cahaya kebiruan yang dihasilkan
CFL hampir menyamai cahaya matahari di
siang hari, sehingga mengganggu proses alami
dalam tubuh. Dibanding lampu pijar tradisional
yang memancarkan sinar berwarna kuning,
lampu hemat energi memicu produksi hormon melatonin lebih banyak.
CFL hampir menyamai cahaya matahari di
siang hari, sehingga mengganggu proses alami
dalam tubuh. Dibanding lampu pijar tradisional
yang memancarkan sinar berwarna kuning,
lampu hemat energi memicu produksi hormon melatonin lebih banyak.
Migraine Action Association telah memperinga
tkan bahwa lampu hemat energi juga bisa memicu
migren (sakit kepala sebelah). Sementara para
dokter spesialis kulit menyatakan bahwa
intensitas sinar yang dipancarkan lampu itu
dapat memperparah problem kulit yang diderita pasien.
tkan bahwa lampu hemat energi juga bisa memicu
migren (sakit kepala sebelah). Sementara para
dokter spesialis kulit menyatakan bahwa
intensitas sinar yang dipancarkan lampu itu
dapat memperparah problem kulit yang diderita pasien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar